Kamis, 10 November 2016

Indonesia Tanpa RIBA

RIBA adalah kejahatan yg di legalisasi, berpayung undang-undang dan bercontohkan para pemimpin negara, bahkan berteladan para tokoh yg di'ulama'kan. Bagaimana umat segera melek dgn ancaman-ancama RIBA & kebinasaaan yg menjelang oleh perbuatan haram tersebut ?? Dampak dari bencana alam, musibah atau kejahatan sekalipun, bisa nampak dan segera di tanggulangi. Bagaimana dgn RIBA yg kehancurannya tdk kasat mata, sehingga tidak ada yg tahu korban-korbannya bahkan korbannya sendiri ?? Hingga sampailah kita pada ujung dari semua ini, ilustrasi yg benar-benar mewakilinya : "Ketika pohon terakhir tumbang dan sungai terakhir kering, serta ikan terakhir tertangkap, sadarlah kita bahwa kita tidak bisa memakan uang." Logika RIBA tidak beriringan dgn apa yg terjadi pada sektor riil, maka tidak ada penjelasan yg bisa diterima RIBA kecuali saat seluruh sumber daya benar-benar telah habis sama sekali. Simak bagaimana ancaman RIBA, bagaimana besaran dosanya, ancaman & kengerian siksanya, juga bagaimana perhatian Rabb semesta alam & rasulNYa sendiri akan hal ini. Ada hikmah yg sepertinya belum benar-benar kita tahu, tapi terisyarat jelas dari itu semua. Sebuah kemaksiatan cenderung membuat pelakunya malu, tetapi lihat kemaksiatan akbar yg pelaku RIBA lakukan. Bahkan mereka kokoh di tengah kota dgn beragam interior keindahan dan kemapanan status. Seorang pencuri melakukan pencurian kepada satu atau beberapa orang, RIBA merampok nilai uang yg dimiliki semua orang. Masih banyak ironi & fakta miris akan hal ini, tapi mari fokus pada resolusi semata, diskusi yg berimplentasinya saja. Di cari & di butuhkan, mereka yg bersedia wakafkan waktu, tenaga, fikiran & keahliannya utk bersama-sama menjadi bagian dalam perjuangan menuju Indonesia Tanpa RIBA. Kita tidak butuh uang sbg solusi RIBA, sungguh, kita tidak butuh apapun tentang materi karena yg kita perangi ini jauh melampaui materi yg ada sekalipun dikumpulkan dari seluruh penduduk bumi. Kita hanya butuh partisipasi, ya, sesuatu yg kuatkan jiwa sosial kita sebagai manusia. Jangan tanya solusi jika enggan berpartisipasi, sebab sikap seperti itu hanya akan menjadi so ilusi bagi upaya kita ini. Pastikan diri mu dalam barisan wahai para pembenci RIBA, wahai para pemburu kebaikan.

1 komentar:

  1. Mau nanya bagaimana cara mau taubat riba padahal saya punya kartu kredit? Terimksh

    BalasHapus